Blogger Widgets GLOBAL WORMING ~ sifa in blog zmansa

Jumat, 06 Desember 2013

Penyebab Global Warming
Belakangan ini, isu global warming menjadi sebuah isu global yang paling sering dibahas. Bisa dikatakan, isu global warming menjadi isu lingkungan hidup yang paling banyak dibahas dan menjadi trending topik di berbagai media dan kesempatan.
Tapi tahukah kita apa itu sebenarnya global warming? Secara umum, penyebab pemanasan global dapat digolongkan kedalam dua jenis, faktor alam dan faktor penghuninya.
Faktor Alam
Planet bumi kita ini sudah berusia 4,6 miliar tahun. Seperti kata pepatah orang Indonesia, ”rumah” kita ini juga sudah banyak merasakan asam garam “kehidupan”.Sudah banyak kejadian dahsyat yang terjadi di sini. Sudah banyak pula spesies yang lahir dan punah di planet ini.
Dari semua “memori” bumi kita ini, ada satu hal yang menarik menyangkut pemanasan global:suhu di bumi bisa naik dan bisa turun secara berkala dalam waktu yang sangat lama.
Contoh sederhana saja: zaman es. Menurut sejarah,zaman es ini terjadi diakhir masa Mesozoikum, pada zaman Kuarter(68 – 140 juta tahun lalu). Salah satu dampak dari zaman es ini,selain dampak lingkungan,adalah menyatunya sebagian daratan Nusantara dengan Asia. Hal ini dapat dilihat dari persamaan spesies flora dan fauna yang ada antara Indonesia bagian Barat dengan daratan Asia.
Karena kenaikan suhu bumi, maka zaman es tersebut pun berakhirlah sudah. Tetapi hal ini sudah cukup menunjukkan kepada kita bahwa bumi ini pernah mengalami perubahan suhu secara global. Pada saat ini juga,bumi kembali mengalami hal yang sama. Hanya saja,kalau dahulu perubahannya adalah dari yang dingin menjadi lebih hangat alias sejuk,kalau sekarang dari yang hangat menjadi semakin panas.
Perubahan yang terjadi itu adalah sesuatu yang terjadi secara alamiah, sesuai kaidah-kaidah hukum alam. Tak ada yang bisa disalahkan. Solusinya: berserah kepada Tuhan, sang empunya alam.
Faktor Penghuninya
Saat ini, penduduk bumi (manusianya saja) sudah berjumlah 7 miliar orang. Belum lagi makhluk hidup lainnya yang juga tak kalah banyaknya. Dan semuanya itu saling terlibat dalam mempercepat atau meningkatkan efek global warming. Secara umum, penyebab-penyebab terjadinya pemanasan global yang diakibatkan oleh penghuninya adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya emisi Gas Karbon.
Bumi ini pada dasarnya memang memproduksi gas karbon secara alami, tetapi masih dalam kadar yang rendah dan masih dapat diatasi oleh bumi itu sendiri. Tetapi saat ini,tingkat produksi gas tersebut sudah sangat berlebihan. Penyebabnya?Jangan hanya menyalahkan pabrik dan industri yang menghasilkan polusi yang besar itu, tetapi semua populasi manusia juga bersalah!!Pabrik-pabrik dan industri itu hanya memenuhi tuntutan pasar atau masyarakat yang semakin meningkat dan semakin “menggila” sifat konsumtifnya.
Energi matahari yang memasuki atmosfer bumi ini sebenarnya tidak semuanya dapat diserap dan dimanfaatkan oleh bumi. Sisa energi yang tidak diserap tersebut seharusnya dipantulkan lahi ke luar dari atmosfer bumi. Tetapi dikarenakan banyaknya gas polutan(gas karbon) di dalam atmosfer, maka energi tersebut menjadi tertahan.Karena gas karbon tersebut memiliki sifat alami untuk menahan energi(panas) yang melewatinya.
Fenomena ini disebut dengan efek rumah kaca
2. Bocornya lapisan ozon
Sebelum energi matahari mencapai bumi, energi tersebut akan difilter terlebih dahulu oleh lapisan ozon yang ada di atmosfer. Tetapi hasil penelitian menunjukkan telah terjadinya penipisan lapisan ozon. Sudah bisa ditebak apa akibat yang terjadi jika lapisan ozon ini rusak,atau bahkan bolong.
Salah satu penyebab penipisan ozon ini adalah meningkatnya pemakaian Chloro Flouro Carbon (CFC). CFC dipakai dalam kehidupan sehari-hari pada lemari es, air conditioner, bahan pendorong pada penyembur, pembuat buih, dan sebagai bahan pelarut.

3. Berkurangnya konverter Gas Karbon
Sebelum era modern, dimana industri belum berkembang, kehidupan di planet ini sudah memproduksi gas karbon. Tetapi jumlahnya tidak sedahsyat sekarang. Apalagi masih banyak konverter gas karbon yang tersedia yang masih mampu mengkonversi semua gas karbon tersebut menjadi gas yang ramah lingkungan, bahkan dibutuhkan oleh kehidupan, seperti oksigen.
Salah satu konverter tersebut adalah hutan. Hutan merupakan rumah bagi pohon dan tuuhan ain yang dianugerahi kemampuan untuk mengkonsumsi gas karbon tersebut dan menghasilkan gas oksigen. Tetapi akibat meningkatnya populasi, yang diiringi dengan meningkatnya kebutuhan akan lahan pemukiman, lahan indusri, lahan pertanian, lahan untuk fasilitas umum seperti jalan dan gedung,menyebabkan jumlah hutan berkurang drastis. Belum lagi permintaan pasar akan kayu yang semakin melambung tinggi.
Di Indonesia saja, kerusakan hutan terjadi sebesar 1,8 juta hektar pertahun. Dan dengan itu mengangkat Indoneia masuk Guinness Book of World Records sebagai negara dengan kerusakan hutan terbesar di dunia.
Itulah penjelasan singkat tentang pemanasan global ini. Semua hal tersebut baru secuil dari permasalahan global warming secara keseluruhan. Tetapi yang paling penting bukanlah apa yang kita ketahui, melainkan bagaimana kita menyikapinya.
Mengurangi Pemanasan Global Dengan Atap Putih
i
warna atap rumah biasanya berwarna merah bata, biru, hitam, hijau tua, dan lain-lain. Sangat jarang kita melihat atap berwarna putih. Untuk bangunan dengan dak pun biasa mengikuti warna semen yaitu abu-abu.
Ternyata untuk kita yang tinggal di daerah tropis dan panas, atap berwarna putih akan jauh lebih bermanfaat. Permukaan atap menutupi rata-rata 25% dari seluruh permukaan kota. Sedangkan jalanan menutupi sekitar 35% dari seluruh permukaan kota. Menurut penelitian dari Hashem Akbari, seorang peneliti dari Heat Island Group, bila 100 kota didunia mengganti atap dengan warna putih, dan juga jalanan dengan bahan yang lebih memantulkan cahaya, seperti jalan beton dibandingkan jalan aspal, maka efek pendinginan global yang dihasilkan akan sangat besar.
Khusus untuk penggunaan atap berwarna hitam : atap berwarna hitam dapat menambah panas suhu di permukaan atap. (itu karena seperti apa yang dulu kita pelajari di sekolah, bahwa warna hitam dapat menyerap kalor (panas) lebih banyak di bandingkan warna putih. hal itu akan mengakibatkan meningkatnya juga suhu di dalam ruangan
Untuk mengurangi hawa panas tersebut, mungkin cara yang paling murah adalah dengan mengecat atap menggunakan cat berwarna putih. kenapa ?? : itu karena atap berwarna putih bisa memantulkan sinar ultraviolet lebih banyak di bandingkan warna gelap seperti warna hitam, dan dapat mengurangi transfer hawa panas kedalam ruangan.
Bahkan Negara bagian California sudah mengharuskan semua bangunan baru sejak tahun 2005, menggunakan atap berwarna putih, untuk permukaan atap yang rata maupun menurun.
lalu apa hubungannya mengecat atap menggunakan cat berwarna putih dengan pengurangan pemanasan global ? itu karena, penggunaan atap berwarna putih dapat menghemat atau mengurangi penggunaan AC hingga 15% dalam satu tahun. Itu hanya untuk satu rumah. lalu bayangkan jika ada 1 juta rumah yang menghemat penggunaan AC sebanyak 15% setiap rumahnya mungkin itu akan sangat membantu untuk penghematan energi global. alhasil, pemanasan globalpun bisa sedikit berkurang. penerapan atap berwarna putih ini, selain bisa menghemat energi dan uang, hal ini juga dapat sedikit membantu dalam proses penyelamatan lingkungan.
Green Living: Hidup Bersahabat dengan Bumi
Perilaku manusia yang tidak bersahabat dengan alam menyebabkan bumi kita tidak lagi ‘hijau’. Bumi mengalami pemanasan global akibat fenomena alam, seperti efek rumah kaca ( green house effect ). Konferensi PBB tentang pemanasan global di Bali tahun 2007 yang lalu, menyadarkan kita tentang bahaya efek rumah kaca. Gerakan ramah lingkungan mulai digalakan ( eco-friendly ). Warga masyarakat di ajak untuk mencintai lingkungan kita, toh ini untuk kita sendiri dan generasi setelah kita. Kita harus berusaha hidup untuk ‘menghijaukan’ bumi kita ini, dengan istilah ‘green living’.
Mungkin kita tidak harus menanam pohon sendiri. Mungkin kita tidak membuang sampah ke TPA sendiri, teteapi kita bisa berbuat yang terbaik untuk kehidupan keluarga kita dan lingkungan kita yang terdekat.
Misalnya, untuk lokasi hunian kita. Jika hunian kita dekat dengan kantor, apa salahnya kita tidak membawa mobil kita. Sekarang banyak perumahan yang terintegrasi dengan bisnis, misalnya Kelapa Gading atau Bumi Serpong Damai. Walau tetap 1 eraa, memang banyak orang berpikir ‘jauh’ dan tetap memakai mobil. Juga banyak orang melihat bukan hanya mobilnya saja, tetapi ‘prestise’ dari mobil itu .
Sebenarnya, dengan tidak memakai mobil, tidak bisa menjada lingkungan kita. Paling tidak, asap mobil tidak ada. Juga bensin yang terbuang percuma. Kita bisa berjalan kaki atau naik sepeda. Bukan hanya ‘hidup hijau’ tetapi juga untuk berolah raga.
Hal serupa bisa kita lakukan dengan peralatan rumah kita, misal AC. Berhemaat enegi bisa dengan membeli AC yang efisien. Sebelum menghidupkan AC, sebaiknya pastikan pintu dan jendela tertutup rapat sehingga angin dingin yg keluar dari AC tidak sia-sia. Jika perlu, gunakan dempul sebagai pelapis agar tidak terjadi kebocoran. Begitu juga dengan adanya korden, bisa membantu untuk berhemat energy. Jika AC dihidupkan, dan korden tertutup, menjadikan udara dingin mengalir dengan cepat disbanding korden terbuka.
Tidak ada salahnya, rumah kita tetap dilengkapi dengan kipas angin, walau mempunyai AC. Jika tidak tidak perlu2 amat tentang udar dingin, setidaknya kipas angin bisa membantu untuk mengalirkan udara untuk supaya tidak panas. Saat AC tidak digunakan, pastikan jendela dan korden terbuka untuk pergantian udara. Dan memanfaatkan pencahayaan alami, sekaligus akan mengurangi pemakaian lampu kita untuk berhemat energy.
Langkah selanjutanya adalah dengan tidak melakukan kegiatan ‘penghasil panas’ di siang hari. Seperti mencuci, memasak, memanggang atau aktifitas dengan peralatan yang mengeluarkan panas. Sebaiknya, kegiatan ini dilakukan pagi hari atau sore hari setelah suhu udara lebih dingin. Mencuci baju dengan mesin cuci hanya saat muatan sudah banyak. Karena berapapun jumlah cucian, tetap diperlukan sejumlah enegi yang sama untuk mengoperasikan mesin cuci.
Beberapa Tips Untuk Hidup Lebih ‘Hijau’ :
- Menghemat air saat mandi
- Menutup kran air rapat2
- Mematika lampu dan peralatan elektronik jika tidak digunakan
- Memanaskan air seperlunya
- Menggunakan mesin cuci hanya jika cucian banyak
- Selektif membeli peralatan elektronik, pilih yang hemat enegi
- Gunakan lampu hemat energy
- Memanfaatkan sinar matahari sebagai pencahayaan alami
- Tidak memakai mobil jika tempat tidak jauh
- Gunakan sepeda atau jalan kaki bila jarak tempuh tidak jauh
- Hindari penggunaan transportasi pesawat terbang untuk jarak kurang dari 500 km
- Jangan biarkan mesin mobil menyala lebih dari 30 detik hanya untuk menunggu
- Panaskan mesin mobil seperlunya
- Memeriksa tekanan ban karena jika kurang tekanan sama dengan pemborosanan bahan bakar
- Matikan Komputer Saat Tidak Digunakan
- Menghemat Penggunaan Kertas ( paperless )

- Dan Sebagainya

0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!