Blogger Widgets FAKTA MENARIK UMAT MUSLIM DI BERBAGAI NEGARA ~ sifa in blog zmansa

Rabu, 04 Desember 2013



a.Fakta Menarik Tentang Islam Di Korea Selatan 
– Halo, pernah denger tentang penyebaran agama islam di Korea Selatan? Ternyata perkembangan islam disana itu cukup pesat teman. Seperti yang dilansir oleh Pelita Online.com tentang fakta menarik agama islam di Korsel, sebagai berikut.


Fakta Menarik Tentang Islam Di Korea Selatan
TAK banyak orang tau bahwa Islam juga berkembang di Negara komunis ini. Meskipun mayoritas penduduk Korea penganut atheis atau tak bertuhan, namun kini islam telah banyak dianut oleh penduduk Korea.
Dilansir dari Islamic Center di kota Seoul, sebuah artikel membeberkan fakta menarik Islam di Korea bahwa Di Korea Selatan, populasi Muslim telah terus meningkat sejak diperkenalkannya agama Islam tak lama setelah Perang Korea. Masyarakat muslim Korea berpusat di sekitar Seoul.
Mesjid besar pertama dibangun pada tahun 1976 dengan menggunakan dana dari Misi Islam Malaysia dan negara-negara Islam lainnya.
Islam diperkenalkan ke Korea oleh Brigade Turki yang datang untuk membantu Korea selama perang. Sejak itu, Islam telah terus berkembang di Korea dan diadopsi oleh sejumlah cukup signifikan dari Korea pribumi.
Pada tahun 1962, pemerintah Malaysia menawarkan hibah sebesar US $ 33.000 untuk sebuah masjid yang akan dibangun di Seoul. Namun, rencana itu tergelincir akibat inflasi.
Itu tidak sampai tahun 1970-an, ketika hubungan ekonomi Korea Selatan dengan banyak negara-negara Timur Tengah menjadi menonjol, bahwa minat dalam Islam mulai bangkit kembali.
Beberapa warga Korea yang bekerja di Arab Saudi masuk Islam, ketika mereka menyelesaikan masa mereka kerja dan kembali ke Korea, mereka didukung jumlah Muslim pribumi.
The Seoul Central Mosque akhirnya dibangun di kawasan Itaewon di Seoul pada tahun 1976.. Saat ini ada juga masjid di Busan, Anyang, Gwangju, Jeonju, Daegu dan Kaesong.
Menurut Lee Hee-Soo (Yi Hui-su), presiden Korea Islam Institute, ada sekitar 40.000 Muslim yang terdaftar di Korea Selatan, dan sekitar 10.000 diperkirakan praktisi sangat aktif.
Tuh kan, semoga saja penyebaran agama islam di Negara Korea Selatan bisa terus berkembang ya. Amiiiinn 

b.Fakta Menarik Tentang Islam Di Jepang

Direktur Eksekutif Asosiasi Muslim Jepang Khalid M. Higuchi mengatakan Jepang telah mempraktekan gaya hidup Islam yang sebenarnya mulai dari kebiasaan tepat waktu, disiplin, serta lainnya sehingga membuat negara Sakura itu maju dalam berbagai bidang.

“Di Jepang kami terbiasa dengan semua itu, saya menyadarinya setelah masuk Islam. Ternyata Jepang mempraktekan ajaran Islam selama ini,” kata lelaki yang berumur 80-an itu kepada Mi’raj News Agency (MINA).

Higuchi menceritakan kesehariannya ketika menjadi seorang pegawai, di mana setiap harinya harus bekerja menggunakan kereta api. Setiap pagi, kereta api melintas dalam hitungan menit diganti dengan kereta lainnya serta tidak pernah terlambat. Begitu juga dengan angkutan umum lainnya, tidak seperti di Indonesia, ada istilah ‘ngetem’.

Pria yang masuk Islam sekitar 50-an juga mengatakan meskipun muslim di Jepang adalah minoritas, tapi kehidupan mereka bisa berlangsung damai dengan warga setempat. “tidak pernah ada cekcok sama sekali,” katanya.

Higuchi yang dulunya presiden organisasi muslim tersebut mengatakan, warga Jepang sangat menghormati muslim di sana karena mereka mendapati muslim hidup dalam keharmonisan.

Perkenalan Higuchi dengan Islam adalah saat ia mengajar di salah satu universitas di Jepang. Ada seorang guru dari Kairo yang mengajar bahasa Arab untuk mahasiswanya yang berasal dari Timur tengah. Setelah berkenalan cukup lama, ia pun tertarik mempelajari bahasa Nabi Muhammad itu.

Setelah ia mempelajarinya akhirnya ia pun berangkat ke Kairo untuk memperdalaminya, sehingga ia mendapatkan pekerjaan di sana dan akhirnya memutuskan menjadi muslim.

Kecintaannya pada Islam membuat Higuchi kembali ke Jepang dan menyebarkannya kepada penduduk Jepang yang dianggapnya tidak tahu Islam sama sekali. “Di Jepang tidak ada referensi tentang Islam, selama ini orang Jepang yang masuk Islam mengenal agama suci ini dari buku-buku Eropa, sedang di Eropa sendiri juga masih jarang.”

Selain buku, penduduk asli Jepang yang menjadi muslim juga diikatkan akan tali pernikahan, sebagaimana di negara-negara lainnya, termasuk saat Islam masuk ke Indonesia pada awal waktu, kata nya menegaskan.

Asosiasi Islam Jepang yang berbasis di Tokyo merupakan salah satu organisasi dari beberapa organisasi Islam lainnya di Jepang. Menurutnya, mayoritas muslim yang ada di jepang berasal dari Indonesia, sebagian mereka ada yang sekolah dan bekerja.

Selanjutnya, Pakistan juga merupakan muslim yang banyak tinggal di Jepang, diikuti Malasyia dan negara-negara Asia lainnya.

Menurut Higuchi, koordinasi umat Islam di Jepang agak sulit, karena sebagai minoritas, masyarakat muslim tinggal berpencar dan tidak merata. Namun, Higuchi mengatakan muslim di Jepang berkisar mencapai 120.000 jiwa.

C.Fakta Menarik Tentang Islam Di Amerika
Washington, DC – Bagi sebagian besar Muslim, apa yang terjadi pada jasad orang yang mati tidaklah sepenting apa yang terjadi pada ruhnya. Namun, para sejarawan dari berbagai latar belakang tengah berupaya menemukan jasad dan harta benda seorang Muslim yang dimakamkan di Washington, DC hampir 200 tahun yang silam, karena ini berkaitan dengan ruh sejarah berdirinya Amerika.

Orang tersebut, yaitu Yarrow Mamout, adalah satu dari puluhan ribu – bahkan mungkin jutaan – orang Muslim yang dibawa ke Amerika dalam masa perdagangan budak, merupakan satu dari segelintir yang diketahui informasinya oleh para sejarawan.

Dokumen-dokumen sejarah menunjukkan bahwa Yarrow boleh jadi dimakamkan di tanah yang ia beli setelah ia merdeka pada 1797. Tanah itu kini berada di permukiman Georgetown yang bersejarah di Washington, di mana rumah-rumah kini dijual seharga jutaan dollar. Pemiliknya, pengembang perumahan, Deyi Awadallah, tadinya berniat membangun dan menjual sebuah perumahan. Ia tidak tahu apa-apa tentang Yarrow ketika membeli tanah tersebut musim semi yang lalu, namun ia bersedia memberi para arkeolog kesempatan – selama beberapa pekan atau beberapa bulan – untuk melakukan penyelidikan sebelum ia melaksanakan rencananya.

“Saya mencoba menghormati situasinya. Dengan sepatutnya,” katanya dalam suatu wawancara bulan ini.

Menurut James H. Johnston, Yarrow dijual sebagai budak ketika masih remaja di Senegal pada 1752. Pengacara dan penulis lepas di Washington ini menghabiskan delapan tahun untuk menyelidiki kisah Yarrow sebagai bahan bukunya From Slave Ship to Harvard: Yarrow Mamout and the History of an African American Family (2012).

“Ia cukup terkenal pada masanya, namun (sejak saat itu), tak ada lagi orang yang mendalami siapa dia,” kata Johnston. Inspirasi penelitian Johnston bermula setelah ia melihat dua potret Yarrow, yang mencerminkan penggambaran kaum ningrat tentang seorang lelaki Afrika-Amerika pada zaman perbudakan. Potret yang lebih terkenal dari dua potret ini dilukis oleh seniman awal Amerika terkenal Charles William Peale, dan berada di Museum Seni Philadelphia. Bagi Johnston, potret ini mewakili martabat, tekad dan ketabahan dalam babak gelap sejarah Amerika.

“Orang-orang terkesan dengannya karena Anda melihat potret indah dari seorang lelaki yang tampaknya kaya, namun sebenarnya ia sendiri telah mengalami kondisi perbudakan yang tak menyenangkan,” kata Johnston.

Yarrow sangat dikenal masyarakat Georgetown kala itu. Ia merupakan pembantu Samuel Beall dan putranya Brooke, dua profesional berpengaruh yang sering bertemu dengan para tokoh seperti Presiden AS George Washington. Ia sering diingat sebagai orang yang ceria, rajin dan taat beragama, yang meluangkan waktu untuk salat lima kali setiap hari di mana pun dia berada.

Yarrow juga seorang wirausahawan yang bisa membaca dan menulis. Di Georgetown, para budak diperkenankan memiliki bisnis sampingan mereka sendiri, sehingga Yarrow menjadi seorang tukang bangunan. Bahkan, ia menjadi merdeka dengan membangun sebuah rumah untuk majikannya dan menabung uangnya untuk membangun rumahnya sendiri.

Fakta-fakta ini membuat Yarrow menjadi “catatan kaki penting” dalam sejarah, kata Amir Muhammad, direktur Museum Warisan Islam Washington.

“Ini menunjukkan pada orang-orang bahwa Muslim Amerika menjadi bagian sejak dari awal tatanan sosial Amerika. Ia adalah tokoh nyata, tidak hanya dalam lukisan tapi juga dalam usaha dan perbuatannya,” katanya.

Bagi arkeolog resmi Washington, Ruth Trocolli, setiap jejak arkeologis Yarrow membantu masyarakat lebih mengerti bagaimana para budak, khususnya yang Muslim, dulu menjalani hidup di sini.

“Ini adalah sebuah sumber data tentang Yarrow yang tak bisa kita dapat dengan cara lain,” kata Trocolli, yang sudah memulai misi investigasi pada lahan tanah tersebut pekan lalu.

Namun, upaya pemugaran ternyata cukup sulit. Beberapa tahun yang lalu, para arkeolog menemukan suatu permakaman kecil yang diisi kuburan lima orang Afrika Amerika dari zaman itu di tanah yang berbatasan dengan tanah Yarrow, namun tidak ada jasad yang cocok dengan gambaran Yarrow masa tua.

Rumah Yarrow dihancurkan lebih dari seabad yang lalu dan bangunan yang kini berada di lahan tersebut juga akan dihancurkan karena strukturnya tidak bagus. Sebuah kolam renang di halaman belakang menghambat usaha penggalian. Namun, Trocolli mempunyai harapan kalau bagian-bagian tanah Yarrow ini memuat fitur-fitur asli seperti sumur, kakus, gudang bawah tanah, atau kuburan Yarrow.

“Kisah Yarrow cukup penting,” kata Trocolli. “Ini sebuah kisah tentang seseorang yang sanggup bertahan. Ia seorang budak yang bisa memerdekakan diri.”

Awadallah mengaku jauh lebih tertarik dengan bisnis perumahan daripada benda sejarah, namun selaku seorang Muslim Amerika keturunan Palestina, ia mengakui proses eksplorasi membuatnya tergugah.

“Saya sudah tahu kalau ada para budak Afrika yang Muslim, tapi saya tidak tahu kalau mereka sangat dekat dengan rumah – hanya lima mil dari rumah saya di Falls Church, Virginia,” katanya.
d. Fakta Menarik Tentang Islam Di China
Orang China mengenal Islam dengan sebutan Yisilan Jiao yang berarti ‘agama yang murni’. Masyarakat Tiongkok menyebut Makkah sebagai tempat kelahiran ‘Ma-hia-wu’ (Nabi Muhammad SAW).
Sejarah Masuknya Islam di China
Ajaran Islam pertama kali tiba di China pada sekitar tahun 615 M. Adalah Khalifah Utsman bin Affan yang menugaskan Sa’ad bin Abi Waqqash untuk membawa ajaran Illahi ke daratan China (Konon, Sa’ad meninggal dunia di Cina pada tahun 635 M, dan kuburannya dikenal sebagai Geys’ Mazars).

Utusan khalifah itu diterima secara terbuka oleh Kaisar Yung Wei dari Dinasti Tang. Kaisar ini, kemudian memerintahkan pembangunan Masjid Huaisheng atau masjid Memorial di Kanton, yang merupakan masjid pertama di daratan Cina.
Ketika Dinasti Tang berkuasa, China tengah mencapai masa keemasan, sehingga dengan mudah ajaran Islam tersebar dan dikenal masyarakat Tiongkok.

Di dalam kitab sejarah Cina, yang berjudul Chiu T’hang Shu diceritakan Cina pernah mendapat kunjungan diplomatik dari orang-orang Ta Shih (Arab). Orang-orang Ta Shih ini, merupakan duta dari Tan mi mo ni’ (Amirul Mukminin), yang ke-3 (Khalifah Utsman bin Affan).
Sementara itu, Buya HAMKA didalam bukunya Sejarah Umat Islam menulis, pada tahun 674M-675M, Cina kedatangan salah seorang sahabat Rasulullah, Muawiyah bin Abu Sufyan (Dinasti Umayyah), bahkan disebutkan setelah kunjungan ke negeri Cina, Muawiyah melakukan observasi di tanah Jawa, yaitu dengan mendatangi kerajaan Kalingga.
Berdasarkan catatan, diperoleh informasi, pada masa Dinasti Umayyah ada 17 duta muslim datang ke China, sementara di masa Dinasti Abbasiyah dikirim sebanyak 18 duta.


Pada awalnya, pemeluk agama Islam terbanyak di China adalah para saudagar dari Arab dan Persia. Orang China yang pertama kali memeluk Islam adalah suku Hui Chi.
Ketika Dinasti Song bertahta, umat Muslim telah menguasai industri ekspor dan impor. Bahkan, pada periode itu jabatan direktur jenderal pelayaran secara konsisten dijabat orang Muslim.
Pada tahun 1070 M, Kaisar Shenzong dari Dinasti Song mengundang 5.300 pria Muslim dari Bukhara untuk tinggal di China. Tujuannya untuk membangun zona penyangga antara China dengan Kekaisaran Liao di wilayah Timur Laut.
Orang-orang Bukhara itu lalu menetap di daerah antara Kaifeng dan Yenching (Beijing). Mereka dipimpin Pangeran Amir Sayyid alias ‘So-Fei Er’, yang kemudian dikenal sebagai `bapak’ komunitas Muslim di China.
Ketika Dinasti Mongol Yuan (1274 M -1368 M) berkuasa, jumlah pemeluk Islam di China semakin besar. Mongol, sebagai minoritas di China, memberi kesempatan kepada imigran Muslim untuk naik status menjadi China Han. Sehingga pengaruh umat Islam di China semakin kuat. Ratusan ribu imigran Muslim di wilayah Barat dan Asia Tengah direkrut Dinasti Mongol untuk membantu perluasan wilayah dan pengaruh kekaisaran.
Bangsa Mongol menggunakan jasa orang Persia, Arab dan Uyghur untuk mengurus pajak dan keuangan. Pada waktu itu, banyak Muslim yang memimpin korporasi di awal periode Dinasti Yuan. Para sarjana Muslim mengkaji astronomi dan menyusun kalender. Selain itu, para arsitek Muslim juga membantu mendesain ibu kota Dinasti Yuan, Khanbaliq (Sumber :
Sejarah Islam di Negeri Tirai Bambu ).
Pada masa kekuasaan Dinasti Ming, Muslim masih memiliki pengaruh yang kuat di lingkaran pemerintahan. Pendiri Dinasti Ming, Zhu Yuanzhang adalah jenderal Muslim terkemuka, ada lagi Lan Yu Who, sekitar tahun 1388, Lan memimpin pasukan Dinasti Ming dan menundukkan Mongolia. Selain itu, di masa Kaisar Yong Le (Zhu Di) muncul seorang pelaut Muslim yang handal, yang bernama Laksamana Cheng Ho.
e.Fakta Menarik Tentang Islam Di Eropa
 “ISLAM adalah kenyataan bagi Uni Eropa dan penduduk Eropa tidak akan bisa kemana-mana dengan  meskipun harus mengubur kepala di pasir," kata Menteri Uni Eropa Turki Egemen Bagis, kemarin dalam Deutsche Türkische Nachrichten.
Pernyataan Egemen Bagis adalah reaksi terhadap pernyataan sebelumnya dari pemimpin Kanan Ekstrim Perancis Marine Le Pen yang menyebutkan bahwa Islam saat ini "lebih terlihat" dari sebelumnnya di Perancis.
"Pernyataan tersebut adalah bukti Islamophobia. Islam semakin menyebar di Perancis dan di seluruh Eropa," kata Egemen menanggapi Le Pen.

"Kami tahu pernyataan Le Pen soal Turki dan nilai-nilai kami, tapi kami tidak begitu memperdulikannya," tambah Egemen.

Sekitar 11 persen dari seluruh populasi Perancis adalah Muslim dan 8 sampai 9 persen dari populasi di negara-negara anggota Uni Eropa adalah Muslim.

Jumlah ini akan meningkat menjadi 15 persen di seluruh Uni Eropa pada tahun 2030. Persis seperti yang dikatakan mantan presiden Jerman bahwa Islam adalah realitas Uni Eropa.

Marine Le Pen secara terang-terangan juga menentang keanggotaan Turki dalam Uni Eropa. Ia tidak mengerti kenapa Turki mencari keanggotaan di Uni Eropa, sementara negara lain malah ingin keluar dari keanggotaan.

Sementara itu, mantan presiden Jerman Christian Wulff pada 2010 pernah mengatakan bahwa Islam seperti Kristen yakni bagian dari Jerman. Kata-kata Wulff ini memicu kontroversi di negeri itu.

Mengenai perdebatan apakah Islam milik Jerman atau tidak, Presiden Joachim Gauck tahun lalu mengatakan bahwa ia tidak mendukung pernyataan Wulff, namun menghargai pendapatnya.
Dalam wawancara dengan majalah Die Zeit, Gauck mengatakan "Yang benar adalah bahwa banyak umat Islam yang tinggal di negara ini. Apa yang bisa saya katakan adalah: Muslim hidup disini, termasuk di Jerman," kata Gauck.

0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!